Pada usia ku 6 tahun menginjak 7 tahun pada saat itu aku duduk di bangku kelas 1 SD semester 2 (genap), minggu itu aku tinggal bersama pamanku karena kedua orang tua ku bekerja dikebun yang pulangnya hanya 1 minggu 1 kali, dan kadang-kadang pun bahkan 2 minggu pulangya 1 kali.
Siang itu aku diajak menjaring ikan oleh pamanku, pada saat tiba dipinggir Sungai Ogan aku diminta oleh pamanku naik ke pundaknya untuk menyemberang ke lapangan di tengah sungai tersebut, disana terkadang aku duduk, berdiri, dan berkeliling lapangan tersebut, sembari memegang hasil jaringan ikan pamanku tersebut.
Hari semangkin siang dan memanas, kemudian pamanku mengajakku pulang kerumah. Setibanya dirumah aku langsung mengganti pakaian ku, saat aku duduk-duduk di ruang tamu, aku pun tertidur. Dalam tidurku aku bermimpi dikejar oleh gerombolan ikan yang mengenai jaringku.
Akupun berlari menghindar dari kejaran ikan-ikan tersebut tak sadar aku sudah berada di tengah-tengah sungai tersebut dan ombak besar menerpa tubuhku yang membuatku terhanyut, dan akupun terbangun.
Kemudian aku mencuci muka dikamar mandi, dan setelah selesai mencuci muka, aku duduk di meja makan, dan ternyata ikan hasil tangkapan ku bersama dengan pamanku tadi sudah selesai dia masak.
Ada yang digoreng dan sebagian juga dibuat menjadi sambal ikan. Aku yang biasanya makan hanya sepiring, sekarang menjadi 2 piring. Sebenarnya ingin nambah lagi tapi nasinya yang sudah habis, ditambah minum dengan dua gelas air putih membuat tubuhku menjadi lebih segar dan kuat.
Kurang lebih 5 menit aku duduk di teras rumah setelah makan, kemudian aku main kelereng bersama teman-temanku. Keringat semangatku keluar membasahi pakaianku, haripun sudah sore, aku dan kawan-kawanku mandi di sungai dan loncat-loncatan dari atas pohon ke sungai yang tenang sehingga tidak membuat kami hanyut terbawa arus saat terjun.
Hari mulai gelap karena sudah hampir jam 6 sore, kamipun pulang kerumah masing-masing. Setelah sholat magrib kami main wayang kertas yang bergambarkan pemeran-pemeran dalam film kolosal dulu seperti, Tutur Tinular, Angling Darma, Jaka Tingkir, Wiro Sableng, serta pemeran-pemeran film kolosal lainnya.
Kamipun tertawa terbahak-bahak, karena ada yang kalah hingga meminjam wayang kertas kepada kami yang menang dan juga yang masih mempunyai banyak wayang kertas tersebut. Dan yang paling serunya lagi sudah menang dan si Diki malah mengalami kekalahan, karena yang tadinya beruntung menjadi kalah.
Saat temanku masih seru-seruan main, aku tidur di sofa rumah Alex, karena rasa ngantuk yang sudah tidak bisa ditahan lagi. Azan subuh pun berkumandang akupun terbangun dan ternyata aku masih tidur dirumah Alex, karena mereka sengaja tidak membangunkan ku yang tertidur lelap, mereka tahu bahwa aku kecapekan karena aktivitas tadi siang.
Ketika aku sudah terbangun, aku pun pamit pulang kepada Alex karena dia hanya tinggal sendiri dirumah, dan orang tuanya juga berkebun yang jauh dari desa kami.
Sesudah aku madi dan sarapan aku pun berangkat ke sekolah bersama teman-teman ku, karena hari itu hari senin kami melaksanakan upacara bendera dengan cuaca yang sangat cerah sekali petugas upacaranya hari itu adalah giliran kelas 4.
Sebenarnya aku ingin tertawa saat pembacaan teks Pembukaan UUD 1945 oleh petugasnya karena ada kekeliruan saat membacanya. Tapi aku menahan rasa ingin tertawa tersebut, yang mungkin muka ku kalau bercermin kelihatan memerah.
Setelah selesai upacara bendera rutin setiap hari senin kami pun masuk ke kelas dengan rasa lelah, dan dilanjutkan dengan jam pelajaran matematika yang membuat tubuh dan pikiranku semakin lelah, hari itu tidak seperti hari kemarinnya yang cerah dan bahagia.
Tapi karena gurunya yang memotivasi saat belajar membuat ku hari itu sama dengan hari kemarinya, yang sama-sama cerah dan juga bahagia.
Setelah aku pulang sekolah hari itu, aku pun mandi dan sarapan dirumah. Akupun tertidur sampai sore, selanjutnya aku makan malam bersama pamanku dengan lauk tempe goreng dan sayur asem.
Kemudian aku belajar berhitung kepada pamanku hingga pukul 9 malam, kemudian aku tidur dikamar sendirian karena pamanku main kerumah temannya. Besoknya kami kembali masuk sekolah saat itu kami belajar bernyanyi yang berjudul Bintang Kecilku.
Membuat jam pelajaran hari itu terasa seru sekali. Saat aku pulang sekolah besoknya ibuku pulang dari kebun, dia pulang sekalian menengok ku dan untuk berbelanja setiap pasar hari kamis di desaku.
Siang hari itu aku dikasih uang 500 rupiah oleh ibuku, saat itu uang sebesar itu dapat membeli 5 butir permen atau 5 butir kelereng atau 5 butir kerupuk yang harganya 500 rupiah sekarang per satu butirnya.
Pagi kamis hari itu, aku ikut ibuku ke pasar kemudian aku diantarnya ke sekolah menyemberang jalan, karena sekolahku itu letaknya di depan pasar kamis yang hanya dipisahkan oleh jalan raya, saat aku duduk didalam kelas aku makan roti goreng yang dibelikan oleh ibuku dipasar tadi.
Satunya aku makan dan satunya aku berikan ke temanku namanya Agung Dimas Wijaya, rumanya berada diseberang sungai ogan yang jaraknya sekitar kurang lebih 300 meter dari sekolah.
Karena kami berangkatnya masih pagi kelas pun masih sepi. Sudah makan roti tersebut kami pun berkeliling halaman sekolah dan menonton kakak kelas kami bermain kelereng hingga waktunya kami masuk ke kelas dan belajar seperti biasanya.
Sampai disini dulu ya teman-teman cerita yang berjudul " Minggu Pertama Sekolah di Bulan Maret " ini. Semoga kalian semua terhibur dan jangan lupa tinggalkan komentar terbaik kalian dibawah cerita ini ya, sampai jumpa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar