Dikisahkan pada zaman dahulu kalah hiduplah sepasang
suami-istri yang rukun di desa Kampung Bayam, mereka mempunyai anak yang
bernama Wanda. Setiap hari pak Kusar dan ibu Naila pergi ke pasar menjual hasil
kebun yang mereka jaga selama berbulan-bulan setelah menanamnya.
Mereka rajin
beribadah, bersedekah, memberi orang miskin, bahkan menyantuni anak yatim, mereka berharap ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Sungguh kerja keras dan
kebaikan merekah memang layak ditiru masyarat lain yang ada di kampung halamanya.
Setelah lima tahun kemudian pak Kusar menjadi pedagang yang sukses, dia membeli
rumah, mobil dan barang-barang lainya. Tapi suatu ketika ada seseorang yang
tidak dikenal yang meminta sedekah kepada keluarga tersebut, “ nak mintak
sedekahnya sedikit saja, saya sudah dua hari tidak makan saya merasa lapar
sekali, nak “ kata seorang nenek yang nampak begitu pucat.
Maaf nek kami tidak bisa memberi nenek makan, kalau nenek
mau makan nenek harus kerja nanti baru nenek akan dapat uang untuk beli makan (
kata pak Kusar ) . Nak sungguh rezeki yang kalian berikan kepada nenek tidak
akan mengurangi kekayaan kalian.
Ayah kasihan neneknya dia nampak begitu pucat,
kasihkan aja makananya yah makanan yang kita miliki ini lebih dari cukup untuk
makan kita sehari-hari “ kata Wanda “ . Nak nanti nenek ini terbiasa
meminta-minta makanya makananya gak usah dikasih supaya dia kerja.
Baiklah nak, kalau kamu tidak mau memberikan makanya
untuk nenek tidak apa-apa tapi kalian jangan lupa ya darimana kekayaanmu
didapatkan. Cu nenek pergi dulu ya kamu rajin-rajin ibadahnya ya “ kata nenek
kepada Wanda”.
Iya Nek, Nenek hati-hati dijalan ya semoga kita bisa bertemu lagi
nanti, Nek “sambil meneteskan air mata“. Ibu Wanda yang meliat dari jendela
rumahnya ikut merasakan kesedihan yang dirasakan Wanda. Kemudian ayah Wanda
pergi keluar rumah tampa pamit sama sekali, Wanda masuk kedalam rumah dan
dihampiri oleh ibunya.
Anakku janganlah kamu bersedih semoga nanti kita bisa
dipertemukan kembali dengan nenek yang tadi ya “ dengan berlinang air mata “
Iya bu “jawab anaknya”.
Pagi pun datang bersama dengan indahnya mentari, embun
yang menyejukkan hati, namun tidak dengan pak Kusar hatinya selalu keras tidak
mau mendengarkan orang lain. Hari itu dia pergi ke masjid karena ada acara
bakti sosial membersihkan masjid dikampung halamya sendiri, di masjid itu
mereka menyalurkan bantuan berupa uang untuk membantu memperbaiki kerusakan
masjid tapi pak Kusar dia tidak ikhlas apabila uangnya harus ia sumbangkan untuk
masjid.
Walaupun begitu pak Kusar tetap memberikan uangnya agar sedekahnya
kelihatan baik didepan para bapak-bapak yang lainya. Selesai acara itu semuanya
pulang kerumah masing-masing, ketika di perjalanan pulang ada seorang anak
kecil yang meminta sedekah kepada pak Kusar.
Namun pak Kusar tidak mau
memberinya sedekah sedikitpun dia lalu pergi meninggalkan anak itu, ketika dia
menengok ke belakang anak itu telah menghilang betapa terkejutnya dia.
Pak Kusar tetap saja tidak perduli dengan ujian-ujian
yang menghampirinya, mala dia melewatkan ujian tersebut, saat melanjutkan
perjalanan pulang dia bertemu dengan wanita yang masih begitu mudah namanya
adalah Ria dia baru pulang dari kota tapi dia tidak tahu lagi dimana tempat
tinggalnya.
Pak Kusar menghampirinya, kamu dari mana kok bawa barangnya banyak
sekali. Saya baru pulang dari kota Palembang tapi saya tidak tahu lagi dimana
tempat tinggal saya. Bagaimana kalau kamu untuk sementara tinggal di rumah ku
dulu, nanti kalau rumahnya udah ketemu kamu bissa pulang kesana.
Beneran pak,
saya sangat mau tinggal di tempat bapak apalagi sekarang udah sore tapi gak
ngerepotin kan pak. Ya tentu saja gak lah ayo kita pulang.
Sampai di rumah pak kusar langsung menyuruh istri dan
anaknya untuk masak sampai-sampai pada akhirnya dia mengusir istri dan anaknya tersebut.
Dia menikah dengan Ria dia pergi ke tempat-tempat yang mewah dan ternama
sehingga dia lupa dengan segala ibadah dan kewajibnnya dia berjudi,
minum-minuman keras.
Sampai akhirnya dia meninggal karena sakit yang
dideritanya karena suka minum-minuman keras, dia meninggal dalam keadaan
dimurkahi oleh Allah SWT. Begitulah cerita orang yang dulunya sangat baik tapi
karena kemewahanya dia lupa dengan segala yang diberikan oleh sang maha
pencipta.